AYOMEDAN.ID--Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dengan mengumpulkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Sumut terkait, di Ruang Rapat Wakil Gubernur, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro 30, Medan, Senin (5/9).
Dalam kesempatan itu, Ijeck sapaan akrab Musa Rajekshah meminta seluruh OPD yang hadir untuk saling berkomunikasi demi keberhasilan penurunan angka stunting yang berefek kepada kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, stunting terjadi tidak hanya karena masalah non kesehatan melainkan juga karena ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, hingga masalah lingkungan. Karena itu, untuk mengatasai masalah ini dibutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
“Kerja ini berefek kepada pembangunan, bila dilakukan dengan terarah, semua dinas berintegrasi. Bukan hanya angka stunting yang turun, tapi juga berefek ekonomi yang semakin baik, lingkungan dengan sanitasi yang semakin baik, kesehatan, pendidikan hingga generasi penerus bangsa ini yang berkualitas,” ujarnya.
Baca Juga: Selama Juli 2022 Sumut Dikunjungi Sebanyak 7.518 Wisatawan Mancanegara
Diharapkan Ijeck, semua pihak terkait dalam penurunan angka stunting ini bisa bekerja dengan ikhlas dan berharap kebaikan dari Allah SWT.
“Tolong saya minta semuanya berpikirlah bahwa kerja ini tak semata-mata cuma melepaskan amanah kerja. Bayangkan kalau anak kita atau keluarga kita yang mengalaminya. Ada pahala yang besar karena ini menyangkut generasi-generasi muda yang akan membawa daerah kita untuk lebih baik,” ujar Ijeck.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB Sumut Tengku Amri Fadli menyampaikan dalam jangka panjang, pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan lebih besar dalam menyebabkan terjadinya stunting.
Baca Juga: Kota Medan Masuk 8 Besar Nominasi Pelayanan Investasi Terbaik 2022
“Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga persoalan jumlah penduduk yang banyak, akses sanitasi yang layak dan kemiskinan, maka perlu ada RAD dan kebijakan pemerintah baik Provinsi hingga Kabupaten/Kota dalam percepatan penurunan angka stunting,” ujarnya.
Tahun 2021, lanjutnya, dipastikan ada 236.644 balita (usia 24 – 59 bulan) di Sumut yang tidak akan mampu berkontribusi di Indonesia Emas 2045. Intervensi yang dilakukan adalah menyelamatkan anak di bawah usia dua tahun (Baduta) atau balita usia 0-24 bulan, yang masih bisa diintervensi.
Baca Juga: Pemko Medan Dukung Gelaran Sikat Gigi Massal
Artikel Terkait
Jadwal BRI Liga 1 2022-2023 Pekan Kesembilan Lengkap dengan Daftar Klasemen
Jadwal Kompetisi Liga 2 Wilayah Barat Pekan Ketiga Lengkap dengan Daftar Klasemen
Niat Ingin Bangun Ruangan Baru di Halaman Belakang, Pria Ini Temukan Fosil Dinosaurus di Rumahnya
Dalam Rangka Hari Pelanggan Nasional 2022, Direksi dan Komisaris BTN Sapa Nasabah
Pertalite Naik Jadi Rp 10 Ribu Per Liter, Berapa Harga di Pengecer Perkampungan?
Jika BBM Tidak Turun Harga, Buruh Ancam Mogok Nasional
Gegara Asyik Main Game, Suami Bakar Hidup-hidup Istrinya Sendiri
Tidak Ingin Digigit Nyamuk? Hindari Makanan dan Minuman Ini
Sopir Angkot Mogok Masal, Pelajar di Sumut Diangkut Mobil Polisi
Massa Demo Tolak Kenaikan BBM, Rapat Paripurna DPR Justru Rayakan Ulang Tahun Puan Maharani