Cegah Kebakaran Hutan, Riau Lakukan Modifikasi Cuaca

photo author
- Sabtu, 23 Juli 2022 | 18:34 WIB
Ilustrasi : BMKG Pantau  Titik Panas di Riau. (Pexels/Vladyslav Dukhin)
Ilustrasi : BMKG Pantau Titik Panas di Riau. (Pexels/Vladyslav Dukhin)

AYOMEDAN.ID--Titik panas di Riau akhir-akhir ini terus meningkat. Titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan.

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di Riau, otoritas setempat melakukan rekayasa cuaca.

Melansir dari republika.co.id, modifikasi cuaca di Riau akan dilakukan selama 11 hari.

Baca Juga: Ratusan Desa di Aceh Belum Terhubung Internet

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca (Lab TMC), kembali melakukan kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Riau. Hal tersebut dilakukan karena saat ini mulai banyak ditemukan titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan atau hotspot di Riau.

Koordinator Lapangan TMC di Riau, Tukiyat, mengatakan  berdasarkan hasil pantauan Sistem Monitoring Kebakaran Hutan dan Lahan (Sipongi) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejak awal Juli 2022 telah terjadi peningkatan eskalasi titik panas di Provinsi Riau.

“Karena itu, di Riau saat ini kembali dimulai kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca,” kata Tukiyat, Jumat (22/7).

Baca Juga: Pemkab Mukomuko Sosialisasikan Sumber Pangan Baru

Sementara itu, menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi bencana Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau juga akan meningkat pada Juli hingga September 2022.

Hal itu didasari pada sifat hujan untuk bulan Juli-Oktober di wilayah Provinsi Riau, yang diprediksi berada pada kondisi normal hingga di bawah normal. Kemudian juga berdasarkan pola tahunan jumlah kejadian hotspot di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau yang mencapai puncak pada periode bulan Juli-Oktober.

Tukiyat menerangkan kemunculan hotspot pada lahan-lahan gambut terjadi karena adanya penurunan kelembapan lahan gambut. Hal itu akan semakin rentan untuk terbakar sehingga mengakibatkan bencana karhutla jika tidak segera ditangani.

Baca Juga: Tak Mau Kalah, Anak Muda Medan Fashion Show Ala Citayam

"Atas dasar tersebut, maka Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) meminta kepada BRIN melalui Lab TMC untuk melaksanakan kegiatan TMC. Tujuannya untuk pembasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Riau guna mencegah terjadinya Karhutla," ujar Tukiyat.

Kegiatan TMC di Riau yang dimulai pada 21 Juli 2022 rencananya dilaksanakan selama 11 hari sesuai permintaan BRGM. Pada periode I tersebut kegiatan TMC telah berhasil mempertahankan kelembapan lahan gambut dan menurunkan jumlah hotspot yang terjadi di wilayah Provinsi Riau.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Frans C Mokalu

Sumber: republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menko Polkam dan PWI Sepakat Jalin Kerja Sama Literasi

Sabtu, 22 November 2025 | 11:01 WIB

Jaksa Agung Ajak Sinergi PWI Pusat

Kamis, 13 November 2025 | 17:36 WIB

PWI Sampaikan Maaf Usai Website Diretas

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:57 WIB

PWI Pusat Cabut Pembekuan PWI Jawa Barat

Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:53 WIB

PWI Jabar Tegaskan Tetap Solid Dukung KLB

Sabtu, 12 April 2025 | 22:19 WIB

Terpopuler

X