AYOMEDAN.ID--Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi terus berusaha meningkatkan upaya penanggulangan bencana di daerah ini. Antara lain menetapkan delapan zona wilayah penanggulangan bencana, dengan tujuan mempercepat respons terhadap bencana yang terjadi di Sumut.
Zonasi wilayah tersebut yaitu, zona 1 berpusat di Kota Medan, zona 2 di Serdangbedagai, zona 3 Kabupaten Labuhanbatu, zona 4 Padanglawas Utara (Paluta), zona 5 Mandailingnatal (Madina), zona 6 Tapanuli Utara (Taput), zona 7 Dairi dan zona 8 Gunungsitoli. Setiap zona memiliki tim terpadu yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga/instansi teknis dan relawan.
Baca Juga: Oktober 2022, Patung Lilin Agnez Mo Nyusul Jokowi di Madame Tussauds Singapura
"Zonasi ini bertujuan untuk percepatan pertolongan korban bencana pada masa penyelamatan atau golden time," kata Edy Rahmayadi, Rabu (14/9).
Edy Rahmayadi juga meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan kabupaten/kota meningkatkan frekwensi latihan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggotanya. Apalagi menurutnya ada perubahan paradigma dalam penanganan bencana dari parsial dan bertahap menjadi terintegerasi.
Baca Juga: Napi Kedapatan Nonton Film Kartun, Netizen: Di Luar Sangar Di Dalem Imut Banget
"Sekarang menggunakan konsep terintegerasi yaitu penanganan pra bencana, tanggap darurat serta pascabencana secara terpadu dan komprehensif dan ada kalanya ini dilakukan bersamaan," kata Edy Rahmayadi
Sumut sendiri memiliki 13 kabupaten/kota yang berisiko tinggi (rawan) bencana yakni Gunungsitoli, Mandailingnatal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Asahan, Sibolga, Labuhanbatu Utara, Padanglawas dan Kabupaten Labuhanbatu. Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan mengingatkan BPBD daerah untuk bersiap terutama jelang musim penghujan.
"Seperti daerah lain, Sumut punya beberapa daerah rawan bencana banjir, banjir bandang dan longsor saat musim penghujan tiba. Upaya kita untuk saat ini adalah mitigasi, termasuk peringatan dini, edukasi dan sosialisasi karena kita hidup berdampingan dengan bencana alam," katanya.