(Demikianlah Sabda Tuhan)
- Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita merayakan Peringatan Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, yang menandai momen ketika St. Yohanes Pembaptis menderita dan menanggung kematian karena kebenaran dan keberaniannya melawan raja Herodes. St Yohanes Pembaptis berbicara menentang raja atas perilaku perzinahannya dengan Herodias, istri almarhum saudara laki-lakinya, dan sebagai akibatnya ia dimasukkan ke dalam penjara.
St Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus Allah ke dunia ini untuk menjadi Pemberita Mesias, orang yang akan mewartakan kedatangan Juruselamat dunia dan orang yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus. Dia memanggil banyak orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, dan membaptis mereka dengan air di Sungai Yordan. Dia berbicara menentang dosa dan kejahatan orang-orang, dan memanggil mereka untuk berbalik dari dosa-dosa itu.
Dia tidak berbasa-basi ketika dia berbicara menentang orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang datang kepadanya dan mempertanyakan asal usul ajaran dan baptisannya, menyebut orang-orang itu sebagai keturunan ular beludak. Dia bertindak dengan cara yang sama terhadap raja dan rombongannya, berbicara tentang perilaku dan tindakan perzinahan raja. Inilah yang telah dilakukan St. Yohanes Pembaptis, meskipun pasti dia tahu bahwa hal itu akan menjebloskannya ke dalam penjara.
Dalam bacaan pertama hari ini, Tuhan berbicara kepada nabi-Nya Yeremia, yang Dia utus kepada orang-orang Yehuda selama tahun-tahun terakhir keberadaan kerajaan Yehuda sesaat sebelum kehancuran Bait Suci Pertama Yerusalem. Dia berjanji dan meyakinkan nabi bahwa Dia akan bersamanya, bahkan ketika seluruh dunia bangkit melawannya, dan terlepas dari semua tantangan yang harus dia tanggung.
Dan hari ini, kita diingatkan bahwa kita memang bisa belajar dari pengalaman yang dialami oleh para hamba Tuhan ini. Pertama-tama, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu bersama kita, dan Dia selalu ada di pihak kita, bahkan ketika hal-hal tidak menguntungkan kita, atau ketika tampaknya segala sesuatu bertentangan dengan kita dalam hidup kita. Banyak di antara kita yang tidak berani atau enggan dan ragu-ragu dalam memenuhi perintah Tuhan, karena takut ditentang oleh kita.
Wajar bagi kita untuk merasa takut dan tidak aman dari semua pertentangan dan tantangan ini. Tidak seorang pun, tidak peduli seberapa berani atau berani, tidak akan terpengaruh oleh rasa takut di hati mereka, karena itu adalah bagian dari kelemahan dan sifat manusiawi kita. Tapi itulah sebabnya, sebagai orang Kristen, kita semua harus ingat bahwa Tuhan selalu ada di sisi kita, apapun yang terjadi. Terkadang kita hanya tidak menyadari bagaimana Dia telah melakukan pekerjaan-Nya di tengah-tengah kita.
Saudara-saudari di dalam Kristus, penting juga bagi kita untuk memperhatikan betapa mudahnya kita jatuh ke dalam pencobaan, dan oleh karena itu, jatuh ke dalam dosa. Itulah yang terjadi pada orang-orang yang hidup pada zaman nabi Yeremia, juga pada raja Herodes. Orang-orang yang tinggal di Yehuda pada waktu itu hidup dengan jahat, mengikuti praktek-praktek yang melanggar hukum dari tetangga mereka, terpikat oleh kekayaan dan kekuasaan duniawi.
Dan seperti yang baru saja kita bahas, raja Herodes menyerah pada godaan dagingnya, godaan keindahan duniawi dan kesenangan seksual dalam melakukan perzinahan dengan Herodias, istri saudara lelakinya yang telah meninggal, yang sudah memiliki anak. Herodias sendiri kemungkinan juga menyerah pada godaan kekuasaan dan kemuliaan, dengan setuju untuk menjalin hubungan yang tidak pantas dengan raja Herodes.
Kita mendengar bagaimana Herodes jatuh ke dalam pencobaan ketika putri Herodias menari di depan Herodes. Dia begitu terombang-ambing dan tergoda sehingga dia membuat janji dengan mudah sehingga dia tidak memikirkannya dengan matang sebelumnya. Pada akhirnya, karena tindakan itu, dia akhirnya melakukan dosa pembunuhan, ketika Herodias meminta putrinya untuk meminta Herodes membawakannya kepala St. Yohanes Pembaptis di atas piring di sana dan kemudian disinilah kita perlu waspada saudara-saudari di dalam Kristus, agar kita menjaga diri dari serangan iblis dan kekuatannya, yang selalu berusaha menyerang kita di setiap kesempatan yang ada, untuk menjatuhkan kita melalui godaan-godaan, banyak jebakan yang mereka letakkan dengan hati-hati di jalan kita menuju Tuhan dan keselamatan-Nya. Mari kita semua mengingat hal ini saat kita menjalani hidup kita di dunia ini.
Semoga Tuhan menguatkan iman kita, agar kita dapat mengikuti jejak St. Yohanes Pembaptis, hamba-Nya yang pemberani, agar kita tidak mudah tergoda dan terombang-ambing oleh godaan dunia ini, dan tetap setia pada iman kita meskipun tantangan dan kesulitan yang mungkin kita hadapi karena setia kepada Tuhan. Semoga Dia memberdayakan kita semua untuk menjadi murid-Nya yang baik dan setia, sekarang dan selamanya. Amin.