Tetapi pada penyaliban, penguburan dan Kebangkitan itulah Maria Magdalena menjadi menonjol. Dia ada di sana di kaki salib bersama Bunda Maria dan murid terkasih Yohanes; dia berada di pemakaman Yesus itu; dan dia ada di sana di makam sangat awal pada hari pertama minggu itu.
Dan di sanalah Yesus menampakkan diri kepadanya dan memanggilnya dengan namanya.
Dalam Maria Magdalena, kita melihat transformasi yang lambat dan sunyi dari saat dia dilahirkan kembali oleh Yesus hingga saat Dia memanggilnya dengan nama pada kebangkitan-Nya.
Dia memiliki masa lalu yang kelam, dan mungkin bahkan setelah itu diabaikan dan dicap dengan penolakan.
Tetapi dalam peristiwa penyaliban, penguburan dan Kebangkitan, Maria Magdalena menunjukkan kesetiaan, keberanian dan cinta bahkan melampaui kematian.
Yesus yang Bangkit juga mengutusnya kepada para murid dan untuk mengumumkan kepada mereka bahwa Dia telah bangkit, dan itulah sebabnya dia dihormati sebagai Rasul dari Para Rasul.
Jadi jika setiap orang suci memiliki masa lalu, maka setiap pendosa juga memiliki masa depan. Tetapi sama seperti Maria Magdalena menaruh masa depannya di dalam Yesus, semoga kita juga menyerahkan masa depan kita ke tangan Yesus dan mendengar Dia memanggil kita dengan nama. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)
Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.